Minggu, 15 Maret 2015

[Tugas 1] : KESEHATAN MENTAL (Sejarah, Konsep Sehat, dan Perbedaan Konsep Kesehatan Mental Barat Dan Timur)

A.    SEJARAH KESEHATAN MENTAL
Secara etimologis, kata mental berasal dari kata latin, yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata hygiene, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan mental merupakan bagian dari hygiene mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9).
Alexander Schneiders mengatakan bahwa: “Ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan menyesuaikan diri.“ (dalam Semiun, 2006).
Menurut Marx Webeer, manusia memasuki zaman atau era sejarah ketika mentalitas dari individu-individu itu sendiri telah tertata dengan rapi dan didukung dari segala aspek lingkungan yang memungkinkan. Oleh karena itu, manusia dapat menghasilkan kebudayaan untuk pertama kalinya sebagai penanda adanya era baru (sejarah). Hal itu berarti tanpa kesehatan mental yang tertata dengan rapi, maka tidak akan ada kebudayaan yang lahir. Tanpa kebudayaan tersebut, maka manusia pun tidak akan pernah memasuki era ini. Kesehatan mental adalah kunci dari mobilitas personal dan sosial manusia.
Jadi, ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia.


Berikut akan dibahas lebih lanjut mengenai sejarah kesehatan mental :
1. Perkembangan Kesehatan Mental Pra Ilmiah
a. Masa Animisme
Sejak zaman dulu, sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam konsep primitif animisme. Ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang mereka persembahkan. Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari abad 7-5 SM. Setelah kemunculan naturalisme, maka praktik semacam itupun kian berkurang, walaupun kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal dari roh-roh jahat tetap bertahan sampai abad pertengahan.

b. Kemunculan Naturalisme
Perubahan sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”. Aliran ini berpendapat bahwa gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit.



2. Peradapan-Peradapan Awal (daerah Timur)
Dalam semua peradapan awal yang paling kita kenal di Mesopotamia, Mesir, yahudi, India, Cina, dan. Diantara semua peradapan tersebut sepanjang zaman kuno (dari 5000 tahun SM sampai 500 tahun M), penyakit mental mulai menjadi hal yang umum.

a.       Babilonia dan Ninive (Mesopotamia)
Orang yang pertama terjun dalam ilmu kedokteran adalah para imam. Penyakit mental dihubungkan dengan seta-setan dan pengobatan atau perawatannya dilakukan dengan upacara-upacara agama dan upacara magis agar setan keluar dari tubuh pasien. Orang-orang Babilonia adalah orang pertama yang menyelidiki riwayat hidup penderita penyakit dan memodifikasikan pertanggung jawaban dokter terhadap pasien serta memajukan ilmu kedokteran masyarakat. Ilmu kedokteran dan penyakit mental mendapat bagian penuh dalam tata tertib tersebut.

b.      Mesir
Seperti dalam peradaban awal lainnya, ilmu kedokteran di Mesir erat berhubungan dengan agama. Meskipun coraknya magis dan berhubungan dengan agama dan dengan dewa-dewa yang ditetapkan untuk melindungi kesehatan, namun ilmu kedokteran Mesir sangat maju dan rasional dalam beberapa hal. Dalam tulisan-tulisan Mesir, otak digambarkan untuk pertama kalinya dan diketahui juga perannya dalam proses mental. Orang-orang Mesir memiliki sekolah kedokteran di kuil Imhotep. Di kuil tersebut terdapat sebuah rumah sakit. Disana dikembangkan terapi untuk pasien dan diterapkan semacam psikoterapi yang serupa dengan beberapa pendekatan yang sangat modern untuk mengobati penyakit mental.


c.       Yahudi (Yerusalem)
Dokter-dokter yang sekaligus imam, kepercayaan akan setan dan suatu pendekatan untuk merawat penyakit mental yang serupa dengan yang terdapat di Mesopotamia dan Mesir juga merupakan ciri khas dari ilmu kedoteran Yahudi. Tetapi, kepercayaan akan Tuhan sebagai  sumber segala kehidupan, termasuk kesehatan dan penyakit merupakan perbedaan pokok dengan ilmu kedokteran dari peradapan-peradapan awal lainnya. Sumber-sumber Alkitab menunjukan bahwa orang Yahudi mengartikan penyakit mental sebagai hukuman dari Tuhan dan perawatannya hanya dengan cara bertobat kepada-Nya. Pada tahun 490 M, ada sebuah rumah sakit di Yerusalem yang didirikan semata-mata untuk pasien yang menderita sakit mental.

d.      Persia
Para dokter sekaligus imam di Persia berpendapat bahwa ada 99999 penyakit yang menimbulkan penderitaan pada manusia dan semuanya disebakan oleh setan. Ada bermacam-macam dokter untuk menanganinya, seperti “dokter pisau”, dokter jamu”, dan “dokter kata”.  Mereka berkeyakinan bahwa setiap manusia harus berjuang. Kekuatan tubuh atau fisik yang mencari kenikmatan adalah jahat. Mental yang baik atau kekuatan psikis/jiwa selalu mencari kesucian, kebajikan, dan kebaikan hati. Jalan satu-satunya untuk bisa menang ialah terus-menerus mengusir yang jahat. Dengan demikian, seluruh penekanan ilmu kedokteran mereka terletak pada cara yang  bersifat magis dan keagamaan.

e.       Cina dan India
Metode-metode pengobatan Cina dan India mirip dengan yang terdapat di Persia. Ada kepercayaan yang serupa dengan kekuatan yang berperang antara baik dan buruk, dimana roh jahat memasuki badan manusia. Dalam pandangan orang Cina, gangguan mental dilihat sebagai penyakit dan dianggap sebagai gangguan proses alam atau ketidak seimbangan antara Yin dan Yang (Kao, 1979). Untuk orang cina, Yin dan Yang adalah dua kekuatan dalam alam semesta -baik dan buruk, gelap dan terang, positif dan negatif. Fungsi normal dan sehat membutuhkan keseimbangan antara kekuatan ini, yang dicapai dengan mengikuti cara yang ditetapkan oleh alam dan masyarakat, serta bersikap sederhana dalam pikiran dan perbuatan. Kelebihan Yin atau Yang dan hubungan-hubungan yang kompleks dengan sistem lain dalam tubuh dipercaya menyebabkan beberapa ganguan tingkah laku dan mental tertentu.
Dengan demikian, pengobatan untuk masalah fisik dan mental adalah memperbaiki keseimbangan alam (ramuan, akupuntur, obat-obat tradisional). Lambat laun pada abab ke 20 Cina menggunakan banyak sikap dan prosedur dari psikiatri Barat tetapi dengan suatu perbedaan, yakni pengobatan yang dilakukan oleh orang-orang Cina sangat elektis dan merupakan campuran dari pengobatan tradisional, psikoterapi modern, dan pengobatan farmakologi.

3. Perkembangan Kesehatan Mental Era Modern (Barat)
Perubahan yang sangat berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah), terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783. Ketika itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini, ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang-orang gila atau sakit ingatan).
Pada tahun 1796, di rumah mental, ruangan ini dibedakan untuk pasien wanita dan pria. Secara berkesenambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasien dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan. Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan pengaruh kepada lahirnya ”mental hygiene” yang berkembang menjadi suatu ”Body of Knowledge” beserta gerakan-gerakan yang terorganisir.
Perkembangan kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli, terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah. Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia tanggal 17 Juli 1887. Dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis (pioneer), selama 40 tahun, dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap orang-orang gila secara lebih manusiawi.
Pada tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade 1900-1909, beberapa organisasi kesehatan mental telah didirikan, seperti American Social Hygiene Associatin (ASHA), dan American Federation for Sex Hygiene.
Perkembangan gerakan-gerakan di bidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford Whittingham Beers (1876- 1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia dinobatkan sebagai ”The Founder Of The Mental Hygiene Movement”. Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan mental dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pasien di beberapa rumah sakit jiwa yang berbeda.
Pada tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan berdirinya ”National Association For Mental Health”yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat lainnya, yaitu ”National Committee For Mental Hygiene”, ”National Mental Health Foundation”, dan ”Psychiatric Foundation”.
Gerakan kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan“The World Health Organization”.

B.     KONSEP SEHAT
  • Menurut World Health Organization (1947), Sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial, sehingga tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
  • Pender (1982) Sehat merupakan perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural. 
  • Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No.23 (1992), Sehat adalah keadaan sejahtera, tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Mengandung 3 karakteristik :
a.       Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia.
b.      Memandang sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
c.       Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

Konsep sehat berdasarkan 5 dimensi dapat ditinjau dari :
1.      Dimensi Emosi
Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Dan sehat emosional adalah seseorang yang dapat menjaga atau mengontrol amarahnya ketika dia sedang kesal.

2.      Dimensi Intelektual
Dikatakan sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam kategori yang baik mampu melihat realitas. Memiliki nalar yang baik dalam memecahkan masalah atau mengambil keputusan.

3.      Dimensi Sosial
Sehat yang dimana orang tersebut memiliki jiwa sosial yang baik. Dapat Nampak baik apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.

4.      Dimensi Fisik
Sehat secara fisik yaitu sehat yang orang tersebut tidak mengalami cacat atau sebagainya. Terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

5.      Dimensi Mental
Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yaitu:
a.       Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b.  Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
c.  Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya. 

6.      Dimensi Spiritual
Sehat yang sangat penting juga sehat tidaklah hanya jasmani, sehat dalam rohani pun juga sangat penting. Spiritual sehat terlihat dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.

C.     PERBEDAAN KONSEP KESEHATAN MENTAL BARAT DAN TIMUR
Model-model kesehatan muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut. Ada perbedaan antara model kesehatan Barat dengan model kesehatan Timur. Barat memandang kesehatan bersifat dualistik melihat tubuh manusia sebagai mesin dan dipengaruhi oleh dominasi media. Sementara Timur lebih bersifat hilistik, melihat kesehatan secara menyeluruh, saling mengait sehingga memengaruhi cara-cara penanganan terhadap penyakit.
1.      Model Biomedis (Barat)
Model Biomedis berakar jauh pada pengobatan tradisional Yunani. Perkembangan ilmu biologi yang pesat dengan ditemukannya virus dan bakteri sebagai sumber penyakit menyebabkan model Biomedis berkembang sangat pesat. Dalam model Biomedis penyakit dan kesehatan semata-mata dihubungkan dengan tubuh saja. Model Biomedis  memiliki 5 asumsi, yaitu : 
a.       terdapat perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada pada suatu bagian tubuh tertentu. 
b.      penyakit dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau neurofisiologis.
c.       setiap penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat diidentifikasi. 
d.      melihat tubuh sebagai suatu mesin. 
e.       konsep tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.

2.      Model Psikiatris (Barat)
Model Psikiatris merupakan model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu penyakit dan penggunaan  treatment fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas. Namun model ini menunjukkan dengan jelas adanya pertentangan-pertentangan di antara para psikiater yang berbeda dalam menjelaskan gangguan psikosis. Model-model itu meliputi model organik yang menekankan pada perubahan fisik dan biokimia di otak, model psikodinamik yang berkonsentrasi pada faktor perkembangan dan pengalaman, model behavioral yang mengatakan bahwa psikosis terjadi karena kemungkinan-kemungkinan lingkungan, dan model sosial yang menekankan gangguan dalam kerangka performansinya (Helman, 1990 dalam Siswanto, 2007).

3.      Model Psikosomatis (Barat)
Model Psikosomatis merupakan model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang tidak disertai oleh simtom-simtom somatik. Menurut model Psikosomatik, penyakit berkembang melalui saling keterkaitan yang berkesinambungan antara faktor fisik dengan faktor mental, yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan yang kompleks. Penyembuhan penyakit diasumsikan terjadi melalui cara yang sama.

4.      Model Holistik (Timur)
Siswanto (2007) mengatakan bahwa dalam dunia kedokteran, Holisme dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, Holisme melihat organisme manusia sebagai suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling terkait dan saling tergantung. Dalam arti luas, Holisme melihat sistem Holisme dalam arti sempit itu merupakan suatu bagian integral dari sistem-sistem yang lebih luas, di mana organisme individual berinteraksi terus-menerus dengan lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu terpengaruh oleh lingkungan tetapi juga mempengaruhi dan mengubah lingkungannya.



Sumber Referensi :
Siswanto. 2007. Kesehatan Mental: Kesehatan Mental-Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Semium, Yustinus, OFM. (2006). Kesehatan Mental 1. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Whitbourne,Halgin. (201­­0). Psikologi Abnormal. Jakarta: Salemba Humanika.
Sundari, Siti. (2005). Kesehatan Mental. Jakarta: Rineka Cipta.
Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedok Teran EGC.
Aditiyawarman, Indra. (2010). “Sejarah Perkembangan Gerakan Kesehatan Mental”. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Volume 4, No. 1. pp.91-110.