A.
SEJARAH
KESEHATAN MENTAL
Secara etimologis, kata mental berasal dari kata latin,
yaitu “mens” atau “mentis” artinya roh, sukma, jiwa, atau
nyawa. Di dalam bahasa Yunani, kesehatan terkandung dalam kata “hygiene”, yang berarti ilmu kesehatan. Maka kesehatan
mental merupakan bagian dari hygiene
mental (ilmu kesehatan mental) (Yusak Burhanuddin, 1999: 9).
Alexander
Schneiders mengatakan bahwa: “Ilmu
kesehatan mental adalah ilmu yang mengembangkan dan menerapkan seperangkat
prinsip yang praktis dan bertujuan untuk mencapai dan memelihara kesejahteraan
psikologis organisme manusia dan mencegah gangguan mental serta ketidakmampuan
menyesuaikan diri.“ (dalam Semiun, 2006).
Menurut
Marx Webeer, manusia memasuki zaman atau era sejarah ketika mentalitas dari
individu-individu itu sendiri telah tertata dengan rapi dan didukung dari
segala aspek lingkungan yang memungkinkan. Oleh karena itu, manusia dapat
menghasilkan kebudayaan untuk pertama kalinya sebagai penanda adanya era baru
(sejarah). Hal itu berarti tanpa kesehatan mental yang tertata dengan rapi,
maka tidak akan ada kebudayaan yang lahir. Tanpa kebudayaan tersebut, maka
manusia pun tidak akan pernah memasuki era ini. Kesehatan mental adalah kunci
dari mobilitas personal dan sosial manusia.
Jadi,
ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang memperhatikan perawatan mental atau
jiwa. Sama seperti ilmu pengetahuan yang lain, ilmu kesehatan mental mempunyai
objek khusus untuk diteliti dan objek tersebut adalah manusia.
Berikut
akan dibahas lebih lanjut mengenai sejarah kesehatan mental :
1.
Perkembangan Kesehatan Mental Pra Ilmiah
a.
Masa Animisme
Sejak
zaman dulu, sikap terhadap gangguan kepribadian atau mental telah muncul dalam
konsep primitif animisme. Ada kepercayaan bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai
oleh roh-roh atau dewa-dewa. Orang Yunani percaya bahwa gangguan mental terjadi
karena dewa marah dan membawa pergi jiwanya. Untuk menghindari kemarahannya,
maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dari korban yang
mereka persembahkan. Praktik-praktik semacam tersebut berlangsung mulai dari
abad 7-5 SM. Setelah kemunculan naturalisme, maka praktik semacam itupun kian
berkurang, walaupun kepercayaan tentang penyakit mental tersebut berasal dari
roh-roh jahat tetap bertahan sampai abad pertengahan.
b.
Kemunculan Naturalisme
Perubahan
sikap terhadap tradisi animisme terjadi pada zaman Hipocrates (460-467). Dia
dan pengikutnya mengembangkan pandangan revolusioner dalam pengobatan, yaitu
dengan menggunakan pendekatan ”Naturalisme”. Aliran ini berpendapat bahwa
gangguan mental atau fisik merupakan akibat dari alam. Hipocrates menolak
pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit.
2. Peradapan-Peradapan Awal (daerah Timur)
Dalam
semua peradapan awal yang paling kita kenal di Mesopotamia, Mesir, yahudi,
India, Cina, dan. Diantara semua peradapan tersebut sepanjang zaman kuno (dari
5000 tahun SM sampai 500 tahun M), penyakit mental mulai menjadi hal yang umum.
a. Babilonia
dan Ninive (Mesopotamia)
Orang
yang pertama terjun dalam ilmu kedokteran adalah para imam. Penyakit mental
dihubungkan dengan seta-setan dan pengobatan atau perawatannya dilakukan dengan
upacara-upacara agama dan upacara magis agar setan keluar dari tubuh pasien.
Orang-orang Babilonia adalah orang pertama yang menyelidiki riwayat hidup
penderita penyakit dan memodifikasikan pertanggung jawaban dokter terhadap
pasien serta memajukan ilmu kedokteran masyarakat. Ilmu kedokteran dan penyakit
mental mendapat bagian penuh dalam tata tertib tersebut.
b. Mesir
Seperti
dalam peradaban awal lainnya, ilmu kedokteran di Mesir erat berhubungan dengan
agama. Meskipun coraknya magis dan berhubungan dengan agama dan dengan
dewa-dewa yang ditetapkan untuk melindungi kesehatan, namun ilmu kedokteran
Mesir sangat maju dan rasional dalam beberapa hal. Dalam tulisan-tulisan Mesir,
otak digambarkan untuk pertama kalinya dan diketahui juga perannya dalam proses
mental. Orang-orang Mesir memiliki sekolah kedokteran di kuil Imhotep. Di kuil
tersebut terdapat sebuah rumah sakit. Disana dikembangkan terapi untuk pasien
dan diterapkan semacam psikoterapi yang serupa dengan beberapa pendekatan yang
sangat modern untuk mengobati penyakit mental.
c. Yahudi
(Yerusalem)
Dokter-dokter
yang sekaligus imam, kepercayaan akan setan dan suatu pendekatan untuk merawat
penyakit mental yang serupa dengan yang terdapat di Mesopotamia dan Mesir juga
merupakan ciri khas dari ilmu kedoteran Yahudi. Tetapi, kepercayaan akan Tuhan
sebagai sumber segala kehidupan, termasuk
kesehatan dan penyakit merupakan perbedaan pokok dengan ilmu kedokteran dari
peradapan-peradapan awal lainnya. Sumber-sumber Alkitab menunjukan bahwa orang
Yahudi mengartikan penyakit mental sebagai hukuman dari Tuhan dan perawatannya
hanya dengan cara bertobat kepada-Nya. Pada tahun 490 M, ada sebuah rumah sakit
di Yerusalem yang didirikan semata-mata untuk pasien yang menderita sakit
mental.
d. Persia
Para
dokter sekaligus imam di Persia berpendapat bahwa ada 99999 penyakit yang
menimbulkan penderitaan pada manusia dan semuanya disebakan oleh setan. Ada
bermacam-macam dokter untuk menanganinya, seperti “dokter pisau”, dokter jamu”,
dan “dokter kata”. Mereka berkeyakinan
bahwa setiap manusia harus berjuang. Kekuatan tubuh atau fisik yang mencari kenikmatan
adalah jahat. Mental yang baik atau kekuatan psikis/jiwa selalu mencari
kesucian, kebajikan, dan kebaikan hati. Jalan satu-satunya untuk bisa menang
ialah terus-menerus mengusir yang jahat. Dengan demikian, seluruh penekanan
ilmu kedokteran mereka terletak pada cara yang
bersifat magis dan keagamaan.
e. Cina
dan India
Metode-metode
pengobatan Cina dan India mirip dengan yang terdapat di Persia. Ada kepercayaan
yang serupa dengan kekuatan yang berperang antara baik dan buruk, dimana roh
jahat memasuki badan manusia. Dalam pandangan orang Cina, gangguan mental
dilihat sebagai penyakit dan dianggap sebagai gangguan proses alam atau ketidak
seimbangan antara Yin dan Yang (Kao, 1979). Untuk orang cina, Yin dan Yang
adalah dua kekuatan dalam alam semesta -baik
dan buruk, gelap dan terang, positif dan negatif. Fungsi normal dan sehat
membutuhkan keseimbangan antara kekuatan ini, yang dicapai dengan mengikuti
cara yang ditetapkan oleh alam dan masyarakat, serta bersikap sederhana dalam
pikiran dan perbuatan. Kelebihan Yin atau Yang dan hubungan-hubungan yang
kompleks dengan sistem lain dalam tubuh dipercaya menyebabkan beberapa ganguan
tingkah laku dan mental tertentu.
Dengan
demikian, pengobatan untuk masalah fisik dan mental adalah memperbaiki
keseimbangan alam (ramuan, akupuntur, obat-obat tradisional). Lambat laun pada
abab ke 20 Cina menggunakan banyak sikap dan prosedur dari psikiatri Barat
tetapi dengan suatu perbedaan, yakni pengobatan yang dilakukan oleh orang-orang
Cina sangat elektis dan merupakan
campuran dari pengobatan tradisional, psikoterapi modern, dan pengobatan
farmakologi.
3.
Perkembangan Kesehatan Mental Era Modern (Barat)
Perubahan
yang sangat berarti dalam sikap dan pengobatan gangguan mental, yaitu dari
animisme (irrasional) dan tradisional ke sikap dan cara yang rasional (ilmiah),
terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal dan psikiatri di Amerika Serikat, yaitu pada tahun 1783.
Ketika itu, Benyamin Rush (1745-1813) menjadi anggota staff medis di rumah
sakit Pensylvania. Di rumah sakit ini, ada 24 pasien yang dianggap sebagai
lunatics (orang-orang gila atau sakit ingatan).
Pada
tahun 1796, di rumah mental, ruangan ini dibedakan untuk pasien wanita dan
pria. Secara berkesenambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada para pasien
dengan memberikan dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari
kesenangan. Perkembangan psikologi abnormal dan pskiatri ini memberikan
pengaruh kepada lahirnya ”mental hygiene”
yang berkembang menjadi suatu ”Body of
Knowledge” beserta gerakan-gerakan yang terorganisir.
Perkembangan
kesehatan mental dipengaruhi oleh gagasan, pemikiran dan inspirasi para ahli,
terutama dari dua tokoh perintis, yaitu Dorothea Lynde Dixdan Clifford
Whittingham Beers. Kedua orang ini banyak mendedikasikan hidupnya dalam bidang
pencegahan gangguan mental dan pertolongan bagi orang-orang miskin dan lemah.
Dorthea Lynde Dix lahir pada tahun 1802 dan meninggal dunia tanggal 17 Juli
1887. Dia adalah seorang guru sekolah di Massachussets, yang menaruh perhatian
terhadap orang-orang yang mengalami gangguan mental. Sebagian perintis
(pioneer), selama 40 tahun, dia berjuang untuk memberikan pengorbanan terhadap
orang-orang gila secara lebih manusiawi.
Pada
tahun 1909, gerakan kesehatan mental secara formal mulai muncul. Selama dekade
1900-1909, beberapa organisasi kesehatan mental telah didirikan, seperti American Social Hygiene Associatin
(ASHA), dan American Federation for Sex
Hygiene.
Perkembangan
gerakan-gerakan di bidang kesehatan mental ini tidak lepas dari jasa Clifford
Whittingham Beers (1876- 1943). Bahkan, karena jasa-jasanya itulah, dia
dinobatkan sebagai ”The Founder Of The
Mental Hygiene Movement”. Dedikasi Beers yang begitu kuat dalam kesehatan
mental dipengaruhi oleh pengalamannya sebagai pasien di beberapa rumah sakit
jiwa yang berbeda.
Pada
tahun 1950, organisasi kesehatan mental terus bertambah, yaitu dengan
berdirinya ”National Association For
Mental Health”yang bekerjasama dengan tiga organisasi swadaya masyarakat
lainnya, yaitu ”National Committee For
Mental Hygiene”, ”National Mental
Health Foundation”, dan ”Psychiatric
Foundation”.
Gerakan
kesehatan mental ini terus berkembang sehingga pada tahun 1075 di Amerika
Serikat terdapat lebih dari seribu tempat perkumpulan kesehatan mental. Di
belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan melalui ”The World Federation For Mental Health” dan“The World Health Organization”.
B.
KONSEP
SEHAT
- Menurut World Health Organization (1947), Sehat merupakan suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial, sehingga tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.
- Pender (1982) Sehat merupakan perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan perawatan diri yang kompeten. Sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.
- Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No.23 (1992), Sehat adalah keadaan sejahtera, tubuh, jiwa, sosial, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Mengandung
3 karakteristik :
a. Merefleksikan
perhatian pada individu sebagai manusia.
b. Memandang
sehat dalam konteks lingkungan internal dan eksternal.
c. Sehat
diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.
Konsep
sehat berdasarkan 5 dimensi dapat ditinjau dari :
1. Dimensi
Emosi
Emosional
sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. Dan sehat emosional
adalah seseorang yang dapat menjaga atau mengontrol amarahnya ketika dia sedang
kesal.
2. Dimensi
Intelektual
Dikatakan
sehat secara intelektual yaitu jika seseorang memiliki kecerdasan dalam
kategori yang baik mampu melihat realitas. Memiliki nalar yang baik dalam
memecahkan masalah atau mengambil keputusan.
3. Dimensi
Sosial
Sehat
yang dimana orang tersebut memiliki jiwa sosial yang baik. Dapat Nampak baik
apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara
baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayaan, status sosial,
ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai.
4. Dimensi
Fisik
Sehat
secara fisik yaitu sehat yang orang tersebut tidak mengalami cacat atau
sebagainya. Terwujud apabila seseorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ
tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.
5. Dimensi
Mental
Kesehatan
mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yaitu:
a. Pikiran
sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran.
b. Emosional
sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya,
misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya.
c. Spiritual
sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian,
kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan
Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan
seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana
seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
6. Dimensi
Spiritual
Sehat
yang sangat penting juga sehat tidaklah hanya jasmani, sehat dalam rohani pun
juga sangat penting. Spiritual sehat terlihat dari cara seseorang dalam
mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap
sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat
spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan
lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan
semua aturan-aturan agama yang dianutnya.
C. PERBEDAAN
KONSEP KESEHATAN MENTAL BARAT DAN TIMUR
Model-model kesehatan
muncul karena banyaknya asumsi mengenai kesehatan, seperti halnya model kesehatan
dari Barat dan juga Timur. Akan tetapi, dalam model-model itu terdapat variasi
yang disebabkan karena adanya perbedaan budaya di antara model-model tersebut. Ada
perbedaan antara model kesehatan Barat dengan model kesehatan Timur. Barat
memandang kesehatan bersifat dualistik melihat tubuh manusia sebagai mesin dan
dipengaruhi oleh dominasi media. Sementara Timur lebih bersifat hilistik,
melihat kesehatan secara menyeluruh, saling mengait sehingga memengaruhi
cara-cara penanganan terhadap penyakit.
1.
Model
Biomedis (Barat)
Model Biomedis berakar
jauh pada pengobatan tradisional Yunani. Perkembangan ilmu biologi yang pesat
dengan ditemukannya virus dan bakteri sebagai sumber penyakit menyebabkan model
Biomedis berkembang sangat pesat. Dalam model Biomedis penyakit dan
kesehatan semata-mata dihubungkan dengan tubuh saja. Model Biomedis memiliki 5 asumsi, yaitu :
a.
terdapat
perbedaan yang nyata antara tubuh dan jiwa sehingga penyakit diyakini berada
pada suatu bagian tubuh tertentu.
b.
penyakit
dapat direduksi pada gangguan fungsi tubuh, baik secara biokimia atau
neurofisiologis.
c.
setiap
penyakit disebabkan oleh suatu agen khusus yang berpotensi dapat
diidentifikasi.
d.
melihat
tubuh sebagai suatu mesin.
e.
konsep
tubuh adalah objek yang perlu diatur dan dikontrol.
2.
Model
Psikiatris (Barat)
Model Psikiatris merupakan
model yang berkaitan dengan model biomedis. Model ini masih mendasarkan
diri pada pencarian bukti-bukti fisik dari suatu penyakit dan penggunaan treatment
fisik obat-obatan atau pembedahan untuk mengoreksi abnormalitas. Namun model
ini menunjukkan dengan jelas adanya pertentangan-pertentangan di antara para
psikiater yang berbeda dalam menjelaskan gangguan psikosis. Model-model itu
meliputi model organik yang menekankan pada perubahan fisik dan
biokimia di otak, model psikodinamik yang berkonsentrasi pada faktor
perkembangan dan pengalaman, model behavioral yang mengatakan bahwa
psikosis terjadi karena kemungkinan-kemungkinan lingkungan, dan model
sosial yang menekankan gangguan dalam kerangka performansinya (Helman,
1990 dalam Siswanto, 2007).
3.
Model
Psikosomatis (Barat)
Model Psikosomatis merupakan
model yang muncul karena adanya ketidakpuasan terhadap model biomedis. Model
ini menyatakan bahwa tidak ada penyakit somatik yang tanpa disebabkan oleh
antesenden emosional dan atau sosial. Sebaliknya tidak ada penyakit psikis yang
tidak disertai oleh simtom-simtom somatik. Menurut model Psikosomatik, penyakit
berkembang melalui saling keterkaitan yang berkesinambungan antara faktor fisik
dengan faktor mental, yang saling memperkuat satu sama lain melalui jaringan
yang kompleks. Penyembuhan penyakit diasumsikan terjadi melalui cara yang sama.
4.
Model
Holistik (Timur)
Siswanto (2007)
mengatakan bahwa dalam dunia kedokteran, Holisme dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, Holisme melihat
organisme manusia sebagai suatu sistem kehidupan yang semua komponennya saling
terkait dan saling tergantung. Dalam arti luas, Holisme melihat sistem Holisme
dalam arti sempit itu merupakan suatu bagian integral dari sistem-sistem yang
lebih luas, di mana organisme individual berinteraksi terus-menerus dengan
lingkungan fisik dan sosialnya, yaitu terpengaruh oleh lingkungan tetapi juga
mempengaruhi dan mengubah lingkungannya.
Sumber
Referensi :
Siswanto.
2007. Kesehatan Mental: Kesehatan
Mental-Konsep, Cakupan dan Perkembangannya. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Semium,
Yustinus, OFM. (2006). Kesehatan Mental 1.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Whitbourne,Halgin.
(2010). Psikologi Abnormal.
Jakarta: Salemba Humanika.
Sundari,
Siti. (2005). Kesehatan Mental. Jakarta:
Rineka Cipta.
Asmadi.
(2008). Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta : Penerbit Buku Kedok Teran EGC.
Aditiyawarman,
Indra. (2010). “Sejarah Perkembangan
Gerakan Kesehatan Mental”. Jurnal Dakwah dan Komunikasi. Volume 4,
No. 1. pp.91-110.