Sabtu, 25 Oktober 2014

#PINTERNET Internet Addiction [Review Jurnal]




Review Jurnal Mengenai Internet Addiction


ABSTRAK
Internet addiction merupakan fenomena yang mencemaskan dan menarik perhatian Internet telah membuat remaja kecanduan, karena menawarkan berbagai informasi, permainan, dan hiburan. Hal ini ditandai rasa senang dengan internet, durasi penggunaan internet terus meningkat, menjadi cemas dan bosan ketika harus melalui beberapa hari tanpa internet. Pecandu internet tidak dapat menghentikan keinginan untuk online sehingga kehilangan kontrol dari penggunaan internet dan kehidupannya. Pada umumnya di Indonesia tingkat penyalahgunaan internet semakin meningkat dimana penggunaan internet tersebut memiliki kecenderungan membuat penggunanya asyik di depan komputer hingga melupakan waktu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengguna internet dapat beresiko mengalami kecanduan internet (internet addiction), dimana internet menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.

PENDAHULUAN
Internet merupakan media komunikasi dan informasi modern yang dapat dimanfaatkan secara global oleh pengguna diseluruh dunia dalam interkoneksi antar jaringan komputer yang terbentuk melalui sarana berupa penyedia akses (provider) internet, sehingga internet sebagai media informasi dapat menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk melakukan pertukaran dan penyebaran informasi tanpa terhalang oleh jarak, perbedaan waktu dan juga faktor geografis bagi seseorang yang ingin mengakses informasi. Namun dengan kemajuan teknologi informasi sekarang ini hampir setiap hari, jam, bahkan menit masyarakat cenderung asik dengan berinternetan ria. Mulai dari mengerjakan tugas/pekerjaan atau bahkan hanya mengecek sosial media mereka.
Menurut Pusat Internet Addiction Recovery website (ironic), penelitian telah menunjukkan bahwa semakin banyak orang di seluruh dunia telah menjadi kecanduan aktivitas online seperti game, perjudian dan browsing. Di Indonesia tingkat penyalahgunaan internet semakin meningkat seperti menyebar luasnya situs-situs pornografi, dan situs-situs yang cenderung bersifat kekerasan, dimana penggunaan internet tersebut memiliki kecenderungan membuat penggunanya asyik di depan komputer hingga melupakan waktu. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pengguna internet dapat beresiko mengalami kecanduan internet (internet addiction), dimana internet menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi.
Individu yang mengalami kecanduan internet, terlalu asyik dengan dunianya sendiri sehingga tidak perduli dengan orang lain dan lingkungan di sekitar. Efek dari kecanduan internet dapat dilihat dalam bidang akademik, hubungan (relationship), pekerjaan (occupational), keuangan (financial), fisik, dan mendapatkan masalah psikologi yang serius di kemudian hari. Tidak seperti orang dewasa yang pada umumnya sudah mampu memfilter hal-hal yang baik ataupun buruk, remaja sebagai salah satu pengguna internet selain belum mampu memilih aktivitas internet yang bermanfaat, mereka juga cenderung mudah terpengaruh oleh lingkungan sosial mereka tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu efek positif dan negatif yang akan diterima saat melakukan aktivitas internet tertentu. Untuk itu perlu adanya sistem yang dapat mendukung para pakar atau para ahli psikolog dalam hal mencegah dan mendiagnosis dini agar efek yang ditimbulkan tidak merugikan remaja tersebut. Pengetahuan sistem pakar direpresentasikan dalam format tertentu, dan dihimpun dalam suatu basis pengetahuan. Basis pengetahuan ini selanjutnya dipakai sistem pakar untuk menentukan penalaran atas problema yang dihadapinya.

PEMBAHASAN
Internet addiction merupakan suatu gangguan psikofisiologis yang meliputi tolerance (penggunaan dalam jumlah yang sama akan menimbulkan respon minimal, jumlah harus ditambah agar dapat membangkitkan kesenangan dalam jumlah yang sama), whithdrawal symptoms (khususnya menimbulkan termor, kecemasan, dan perubahan mood), gangguan afeksi (depresi, sulit menyesuaikan diri), dan terganggungnya kehidupan sosial (menurun atau hilang sama sekali, baik dari segi kualitas maupin kuantitas). Internet addiction diartikan sebagai sebuah sindrom yang ditandai dengan menghabiskan sejumlah waktu yang sangat banyak dalam menggunakan internet dan tidak mampu mengontrol penggunaannya saat online. Orang-orang yang menunjukkan sindrom ini akan merasa cemas, depresi, atau hampa saat tidak online di internet dalam.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa internet addiction adalah penggunaan internet yang bersifat patologis, yang ditandai dengan ketidakmampuan individu untuk mengontrol waktu menggunakan internet, merasa dunia maya lebih menarik dibandingkan kehidupan nyata, dan mengalami gangguan dalam hubungan sosialnya.

A. Penyebab Internet Addiction
Ferris mengungkapkan penyebab seseorang mengalami internet addiction dilihat dari berbagai pandangan, yaitu:
1. Pandangan Behavioris
Menurut pandangan behavior, internet addiction didasari oleh teori B.F Skinner mengenai operant conditioning, individu mendapatkan reward positif, negatif, atau hukuman atas apa yang dilakukannya.

2. Pandangan Psikodinamika dan Kepribadian
Pandangan ini mengemukakan addiction berkaitan antara individu tersebut dengan pengalamannya. Tergantung pada kejadian pada masa anak-anak yang dirasakan individu tersebut saat masih anak-anak dan kepribadiannya yang terus berkembang, yang juga mempengaruhi perkembangan suatu perilaku addictive, ataupun yang lainnya.

3. Pandangan Sosiokultural
Pandangan sosiokultural menunjukkan ketergantungan ini tergantung pada ras, jenis kelamin, umur, status ekonomi, agama, dan negara.

4. Pandangan Biomedis
Pandangan ini menekankan pada adanya faktor keturunan dan kesesuaian, antara keseimbangan kimiawi antara otak dan neurotrasmiter. Dimana pasien ketergantungan obat-obatan yang membutuhkan penyeimbangan zat kimia pada otaknya, atau individu yang memiliki kecenderungan terlibat dalam perjudian.

B. Karakteristik Internet Addiction

  • Kecanduan internet pertama kali ditemukan oleh seorang ahli jiwa bernama Ivan Goldberg. Jenis kecanduan internet ada tiga yaitu; bermain games yang berlebihan, kegemaran seksual dan e-mail/pesan teks (chatting). Sedangkan gejala-gejala kecanduan internet adalah sebagai berikut:
a. Sering lupa waktu
Mengabaikan hal-hal yang mendasar saat mengakses internet terlalu lama. Orang yang kecanduan internet bisa tidak makan atau minum, lupa waktu sholat, belajar, sekolah atau bekerja.

b. Gejala menarik diri
Seperti merasa marah, tegang, atau depresi ketika internet tidak bisa diakses. Mereka akan bete, kesal bahkan stress jika tidak bisa online karena berbagai alasan.

c. Munculnya sebuah kebutuhan konstan untuk meningkatkan waktu yang dihabiskan.
Semakin lama jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengakses internet terus bertambah.

d. Kebutuhan akan peralatan komputer yang lebih baik dan aplikasi yang lebih banyak untuk dimiliki.
Mereka akan mengganti komputer atau gadget untuk mengakses internet dengan yang lebih baik dan aplikasi terbaru pasti akan terus diburu.

e. Sering berkomentar, berbohong, rendahnya prestasi, menutup diri secara sosial, dan kelelahan.
Ini merupakan dampak negatif dari penggunaan Internet yang berkepanjangan. Gejala ini sama seperti gejala yang ada pada kecanduan narkoba.


  • Menurut Griffiths (2005) telah mencantumkan enam dimensi untuk menentukan apakah individu sudah digolongkan sebagai pecandu internet. Dimensi tersebut adalah sebagai berikut:

1. Salience.
Hal ini terjadi ketika penggunaan internet menjadi aktivitas yang paling penting dalam kehidupan individu, mendominasi pikiran individu (preokupasi atau gangguan kognitif), perasaan (merasa sangat butuh), dan tingkah laku (kemunduran dalam perilaku sosial).

2. Mood modification.
Keterlibatan yang tinggi saat menggunakan internet. Dimana terdapat perasaan senang dan tenang (seperti menghilangkan stress) saat perilaku kecanduan itu muncul.

3. Tolerance.
Merupakan proses dimana terjadinya peningkatan jumlah penggunaan internet untuk mendapatkan efek perubahan dari mood. Demi mencapai kepuasan, jumlah penggunaan internet meningkat secara mencolok. Kepuasaan yang diperoleh dalam menggunakan internet secara terus menerus dalam jumlah waktu yang sama akan menurun secara mencolok, dan untuk memperoleh pengaruh yang sama kuatnya seperti sebelumnya, maka individu secara berangsur-angsur harus meningkatkan jumlah pemakaian agar tidak terjadi toleransi, contohnya pemain tidak akan mendapatkan perasaan kegembiraan yang sama seperti jumlah waktu pertama bermain sebelum mencapai waktu yang lama.

4. Withdrawal symptoms.
Merupakan perasaan tidak menyenangkan yang terjadi karena penggunaan internet dikurangi atau tidak dilanjutkan dan hal ini berpengaruh pada fisik seseorang, perasaan dan efek antara perasaan dan fisik (seperti, pusing, insomnia) atau psikologisnya (misalnya, mudah marah atau moodiness).

5. Conflict.
Hal ini mengarah pada konflik yang terjadi antara pengguna internet dengan lingkungan sekitarnya (konflik interpersonal), konflik dalam tugas lainnya (pekerjaan, tugas, kehidupan sosial, hobi) atau konflik yang terjadi dalam dirinya sendiri (konflik intrafisik atau merasa kurangnya kontrol) yang diakibatkan karena terlalu banyak menghabiskan waktu bermain internet. 6. Relapse. Hal ini terjadi ketika individu kembali bermain internet, saat individu tersebut belum sembuh dari perilaku kecanduannya.


  • Menurut Beart dan Wolf (2001), ada kriteria yang harus dimiliki agar seseorang dapat diklasifikasikan sebagai pecandu internet. Kriteria kecanduan internet yang dapat diuji di dalam penelitian ini adalah :
1. Pikiran yang terpreokupasi internet
Bermain internet berjam-jam menimbulkan keasyikan tersendiri, perasaan senang secara berlebihan membuat seseorang menunda makan, atau makan menjadi tidak teratur.

2. Waktu penggunaan internet semakin bertambah demi pemenuhan kepuasan diri
Bermain internet melebih 8 jam dalam sehari akan menyita banyak waktu, apalagi bila waktu online di mulai malam hari akan menyita waktu tidur.

3. Pernah mencoba namun gagal untuk mengendalikan, mengurangi atau berhenti menggunakan internet.
Bermain internet dan komputer beberapa jam akan menimbulkan kelelahan, apalagi bila melebihi 8 jam setiap harinya. Beberapa penelitian mengenai pengaruh komputer terhadap kesehatan secara berlebihan masih dalam penelitian lebih lanjut, sakit kepala, kelelahan pada mata, sakit pada sendi tangan, pegal, dsb merupakan keluhan-keluhan yang sering ditemukan pada pengguna komputer. Gangguan ini sering disebut dengan Computer Vision Syndrome (CVS) .

4. Tidak tenang, moody, depresif, dan mudah teriritasi
Seorang psikiater dari New York University, Dr. Joel Gold, menemukan adanya gangguan kejiwaan pada individu yang teradiktif internet, ia menyebutnya sebagai Truman Show Delusion, beberapa ahli lain menyebutnya sebagai internet delusion. Perilaku ini seperti gangguan delusi pada umumnya, individu seperti merasa dimatai-matai, berbicara sendiri menyangkut internet, pikiran yang tenggelam dengan dunia maya.

5. Aktivitas online melebihi waktu yang direncanakan
Banyak individu yang teradiktif mengatakan akan bermain online hanya sebentar saja, namun mereka justru online sampai beberapa jam atau hampir setengah hari, akibatnya banyak waktu yang terbuang, sementara

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Internet Addiction

Faktor-faktor yang mempengaruhi internet addiction diantaranya :
1. Gender
Gender mempengaruhi jenis aplikasi yang digunakan dan penyebab individu tersebut mengalami internet addiction. Laki-laki tertarik pada hal-hal yang dapat menunjukkan dominasinya dan fantasi seksual online, contohnya game online, situs porno, dan perjudian online. Sedangkan perempuan tertarik pada membina hubungan lebih akrab, hubungan romantis, dan lebih suka berkomunikasi dengan menyembunyikan identitasnya, contohnya chatting, eBay dan berbelanja online. Hal ini menunjukkan bahwa atribut gender juga sama-sama berperan dalam dunia internet sebagaimana stereotipe antara lakilaki dan perempuan di dunia nyata.

2. Kondisi psikologis
Survey di Amerika Serikat menunjukkan bahwa lebih dari 50% individu yang mengalami internet addiction juga mengalami kecanduan pada hal lain, seperti obat-obatan terlarang, alkohol, rokok dan seks. Internet addiction menimbulkan masalah-masalah emosional seperti depresi, dan gangguan kecemasan dan seringkali menggunakan dunia fantasi di internet sebagai pengalihan secara psikologis terhadap perasaan-perasaan yang tidak menyenangkan atau situasi yang menimbulkan stres. Berdasarkan hasil survey ini juga, diperoleh bahwa 75% individu tersebut mulai menggunakan aplikasiaplikasi online yang bersifat interaktif seperti chat rooms, instant messaging, dan games online.

3. Kondisi sosial ekonomi
Individu yang sudah bekerja memiliki kemungkinan lebih besar mengalami internet addiction dibandingkan dengan individu yang belum bekerja memiliki fasilitas internet di kantornya dan juga memiliki sejumlah gaji yang memungkinkan individu tersebut memiliki fasilitas komputer dan internet juga dirumahnya, dibandingkan dengan individu yang belum bekerja. Tujuan dan waktu menggunakan internet Tujuan menggunakan internet akan menentukan sejauhmana individu tersebut akan mengalami internet addiction, terutama dikaitkan terhadap banyaknya waktu yang dihabiskan sendirian didepan komputer. Individu yang menggunakan ineternet untuk tujuan pendidikan, misalnya pada pelajar dan mahasiswa akan lebih banyak menghabiskan waktunya menggunakan internet. Bagitu juga individu yang menggunakan internet untuk tujuan pekerjaan, terutama pekerja yang ahli komputer, sistem analis, dan sebagainya. Umumnya, individu yang menggunakan internet cukup jelas, dan bukan digunakan sebagai upaya untuk mengatasi atau melarikan diri dari masalahmasalah yang dihadapinya di kehidupan nyata atau sekedar hiburan, misalnya kesulitan membangun hubungan sosial, ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangga, dan sebagainya.


D. Mengatasi Kecanduan Internet

Sebagian pecandu internet mulai dapat menguasai dirinya setelah suatu masa lepas kendali. Di antara pecandu, ada yang dapat melepaskan dirinya setelah yang bersangkutan dihadapkan pada pilihan yang sulit, antara memilih internet atau memilih pasangan dan keluarganya. Namun kebanyakan pecandu tetap tidak bisa melepaskan diri dari kecanduannya dalam kurun waktu yang panjang. Pada umumnya pecandu internet justru memilih berinternet dan mengorbankan hal lainnya, termasuk karier, keluarga, atau studinya. Karena kompleksnya permasalahan kecanduan internet, pemutusan siklus kecanduan perlu pendekatan yang bersifat multidimensional dan penanganan secara terpadu. Berikut adalah terapi patologis untuk pecandu internet :

1.) Practice the Opposite
Sebuah reorganisasi bagaimana waktu seseorang dikelola adalah elemen utama dalam pengobatan pecandu internet. Oleh karena itu, dokter harus mengambil beberapa menit dengan pasien untuk mempertimbangkan kebiasaan saat menggunakan Internet. Dokter harus meminta pasien,
(a) Apa hari dalam seminggu anda biasanya log on-line?
(b) Jam berapa hari Anda biasanya mulai?
(c) Berapa lama Anda tinggal di selama sesi khas?
(d) Di mana Anda biasanya menggunakan komputer?
Setelah dokter telah dievaluasi sifat khusus dari pasien penggunaan Internet, perlu untuk membangun jadwal baru dengan klien. Tujuan dari latihan ini adalah agar  pasien kembali ke rutinitas normal mereka dan kembali beradaptasi-pola waktu baru digunakan dalam upaya untuk menghentikan kebiasaan on-line. Sebagai contoh, katakanlah kebiasaan Internet pasien melibatkan memeriksa e - mail hal pertama di pagi hari. Sarankan agar pasien mandi atau mulai sarapan pertama bukan log on. Atau, mungkin pasien hanya menggunakan internet di malam hari, dan memiliki pola mapan pulang dan duduk di depan komputer untuk sisa malam. Dokter mungkin menyarankan kepada pasien untuk menunggu sampai setelah makan malam dan berita sebelum log on. Jika ia menggunakan setiap hari kerja, memiliki dia menunggu sampai akhir pekan, atau jika ia adalah pengguna sepanjang akhir pekan, memiliki shift hanya hari kerja.

2.) External Stoppers
Teknik sederhana lain adalah dengan menggunakan hal-hal konkret bahwa pasien perlu dilakukan untuk menjadi sebagai prompters untuk membantu log off. Jika pasien harus berangkat kerja pukul 7:30 am, dia log in di 6:30, meninggalkan tepat satu jam sebelum waktunya untuk berhenti. Bahaya dalam hal ini adalah pasien dapat mengabaikan alarm alami seperti. Jika demikian, jam alarm nyata atau waktu telur dapat membantu. Tentukan waktu yang pasien akan mengakhiri sesi Internet dan diatur alarm dan memberitahu pasien untuk tetap dekat komputer. Ketika kedengarannya, sekarang saatnya untuk log off.

3.) Setting Goals
Banyak upaya untuk membatasi penggunaan internet gagal karena pengguna bergantung pada rencana untuk memangkas jam tanpa menentukan kapan mereka tersisa slot on-line akan datang. Untuk menghindari kambuhnya kecanduan internet, sesi terstruktur harus diprogram untuk pasien dengan menetapkan tujuan yang wajar, mungkin 20 jam, bukan arus 40. Lalu, jadwal dua puluh jam dalam slot waktu tertentu dan menulis mereka ke kalender atau perencana mingguan. Pasien harus menjaga sesi Internet singkat tapi sering. Ini akan membantu menghindari nafsu dan penarikan. Sebagai contoh jadwal 20 jam, pasien mungkin berencana untuk menggunakan internet dari 8 sampai 10 pm setiap hari kerja, dan 1 sampai 6 pada hari Sabtu dan Minggu. Atau jadwal 10 jam baru mungkin termasuk dua sesi hari kerja dari 8:00-23:00, dan 08:30-12:30 memperlakukan pada hari Sabtu. Memasukkan jadwal nyata dari penggunaan internet akan memberikan pasien rasa berada dalam kontrol, daripada membiarkan Internet untuk mengambil kendali.

4.) Abstinence
Dalam clinical assessment, aplikasi tertentu seperti chat rooms,  games interaktif, kelompok-kelompok baru, atau World Wide Web mungkin yang paling bermasalah bagi pasien. Jika aplikasi tertentu telah diidentifikasi dan moderasi itu telah gagal, maka pantang dari aplikasi itu adalah intervensi yang tepat berikutnya. Pasien harus menghentikan semua aktivitas di sekitar aplikasi tersebut. Ini tidak berarti bahwa pasien tidak bisa terlibat dalam aplikasi lain yang mereka temukan untuk menjadi kurang menarik atau mereka dengan penggunaan yang sah. Seorang pasien yang menemukan chat room adiktif, mungkin harus pantang mereka. Namun, pasien yang sama ini dapat menggunakan e-mail atau surfing World Wide Web untuk membuat reservasi penerbangan atau berbelanja untuk sebuah mobil baru. Contoh lain mungkin menjadi pasien yang menemukan World Wide Web adiktif dan mungkin harus pantang itu. Namun, pasien yang sama ini mungkin dapat memindai kelompok berita yang terkait dengan topik yang menarik tentang politik, agama, atau peristiwa saat ini. Pantang yang paling berlaku untuk pasien yang juga memiliki sejarah kecanduan sebelumnya seperti alkoholisme atau penggunaan narkoba. Pasien dengan riwayat premorbid alkohol atau kecanduan obat sering menemukan internet secara fisik "​​aman" kecanduan pengganti. Oleh karena itu, pasien menjadi terobsesi dengan penggunaan internet sebagai cara untuk menghindari kambuh di minum atau penggunaan narkoba. Namun, saat pasien membenarkan Internet adalah "aman" kecanduan, dia masih menghindari berurusan dengan kepribadian kompulsif atau situasi yang tidak menyenangkan memicu perilaku adiktif. Dalam kasus ini, pasien mungkin merasa lebih nyaman bekerja menuju tujuan pantang pemulihan sebelum mereka terlibat model ini. Menggabungkan strategi masa lalu yang telah berhasil untuk pasien ini akan memungkinkan mereka untuk secara efektif mengelola Internet sehingga mereka dapat berkonsentrasi pada masalah yang mendasari mereka.

5.) Reminder Cards
Seringkali pasien merasa kewalahan karena, melalui kesalahan dalam pemikiran mereka, mereka membesar-besarkan kesulitan mereka dan meminimalkan kemungkinan tindakan korektif. Untuk membantu pasien tinggal terfokus pada tujuan baik pengurangan penggunaan atau berpantang dari aplikasi tertentu, telah pasien membuat daftar, (a) lima masalah utama yang disebabkan oleh kecanduan internet, dan (b) lima manfaat besar bagi menebang menggunakan Internet atau berpantang dari aplikasi tertentu. Beberapa masalah yang mungkin terdaftar seperti kehilangan tim ew engan pasangan kita, argumen di rumah, masalah di tempat kerja, atau nilai yang buruk. Beberapa manfaat mungkin, menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasangan kita, lebih banyak waktu untuk melihat teman-teman kehidupan nyata, tidak ada lagi argumen di rumah, meningkatkan produktivitas di tempat kerja, atau peningkatan nilai. Yakinkan pasien bahwa itu adalah layak untuk membuat daftar keputusan mereka sebagai luas dan mencakup semua mungkin, dan sejujur ​​mungkin. Semacam ini penilaian yang jelas-berpikiran konsekuensi adalah keterampilan yang berharga untuk belajar, yang pasien butuhkan kemudian, setelah mereka telah ditebang atau cukup Internet, untuk pencegahan kambuh.

6.) Personal Inventory
Apakah pasien sedang mencoba untuk mengurangi atau menjauhkan diri dari aplikasi tertentu, itu adalah waktu yang baik untuk membantu pasien menumbuhkan alternatif kegiatan. Klinisi harus memiliki pasien mengambil inventaris pribadi dari apa yang dia telah mengurangi, atau dipotong, karena waktu yang dihabiskan di Internet. Mungkin pasien menghabiskan lebih sedikit waktu hiking, golf, memancing, berkemah, atau kencan. Mungkin mereka telah berhenti pergi ke permainan bola atau mengunjungi kebun binatang, atau menjadi sukarelawan di gereja. Mungkin itu adalah kegiatan yang pasien selalu menunda berusaha, seperti bergabung dengan pusat kebugaran atau menunda menelepon seorang teman lama untuk mengatur untuk makan siang. Dokter harus menginstruksikan pasien untuk membuat daftar setiap kegiatan atau praktek yang telah diabaikan atau dibatasi karena kebiasaan on-line muncul. Sekarang memiliki peringkat pasien masing-masing pada skala berikut: 1 - Sangat Penting, 2 - Penting, atau 3 - Tidak Sangat Penting. Dalam Peringkat kegiatan ini hilang, memiliki pasien benar-benar mencerminkan bagaimana kehidupan itu sebelum Internet. Secara khusus, memeriksa "Sangat Penting" peringkat kegiatan. Tanyakan pada pasien bagaimana kegiatan ini meningkatkan kualitas hidupnya. Latihan ini akan membantu pasien menjadi lebih sadar akan pilihan ia telah dibuat tentang Internet dan menghidupkan kembali kegiatan hilang setelah menikmati. Ini akan sangat membantu bagi pasien yang merasa gembira ketika terlibat dalam kegiatan on-line dengan memupuk perasaan menyenangkan tentang kegiatan kehidupan nyata dan mengurangi kebutuhan mereka untuk menemukan pemenuhan emosional on-line.

7.) Support Groups
Beberapa pasien mungkin didorong menuju penggunaan adiktif Internet karena kurangnya dukungan sosial kehidupan nyata. Young (1997) menemukan bahwa on-line dukungan sosial memberikan kontribusi untuk perilaku adiktif di antara mereka yang hidup gaya hidup kesepian seperti ibu rumah tangga, single, orang cacat, atau pensiun. Studi ini menemukan bahwa orang-orang menghabiskan waktu yang lama di rumah sendirian beralih ke aplikasi interaktif on-line seperti chat room sebagai pengganti kurangnya dukungan sosial kehidupan nyata. Selanjutnya, pasien yang baru saja mengalami situasi seperti kematian orang yang dicintai, perceraian, atau kehilangan pekerjaan dapat merespon Internet sebagai selingan jiwa dari masalah kehidupan nyata mereka (Young, 1997c). Penyerapan mereka di dunia on-line sementara membuat masalah seperti memudar ke latar belakang. Jika penilaian peristiwa kehidupan menyingkap adanya situasi maladaptif atau tidak menyenangkan seperti itu, pengobatan harus fokus pada peningkatan kehidupan nyata jaringan dukungan sosial pasien. Dokter harus membantu klien menemukan kelompok pendukung sesuai yang terbaik alamat situasinya nya.

8). Family Therapy
Terakhir, terapi keluarga mungkin diperlukan antara pecandu yang pernikahan dan hubungan keluarga telah terganggu dan negatif dipengaruhi oleh kecanduan internet. Intervensi bersama keluarga harus fokus pada beberapa bidang utama:
(a) mendidik keluarga tentang bagaimana internet bisa menjadi adiktif,
(b) mengurangi menyalahkan perilaku pecandu,
(c) meningkatkan komunikasi terbuka tentang masalah yang timbul di keluarga sehingga tidak mendorong pecandu untuk mencari pemenuhan psikologis kebutuhan emosional didunia internet, dan
(d) mendorong keluarga untuk membantu dengan pemulihan pecandu seperti mencari hobi baru, mengambil liburan panjang, atau mendengarkan perasaan pecandu. Sebuah rasa yang kuat dukungan keluarga dapat memungkinkan pasien untuk pulih dari kecanduan internet.


Selain cara menanggulangi kecanduan internet (internet addiction) diatas, terdapat juga beberapa cara mudah untuk mengurangi kecanduan internet yang akan dibahas dalam video ini ^^ 


PENUTUP
Dewasa ini, internet sudah merupakan bagian dari hidup kita. Sebagian besar orang didunia pasti hampir setiap hari menggunakan internet, karena banyak manfaat dan kegunaan yang dapat dirasakan ketika menggunakan internet. Namun, kita harus juga dapat mengontrol diri jangan sampai kita menjadi pecandu internet dan jangan sampai internetlah yang mengontrol kehidupan kita. Kita harus bersikap bijaksana dalam menggunakan internet. Karena sesuatu yang berlebihan itu akan menjadi tidak baik. 


Sumber :
Young, Kimberly S. (1999). Internet Addiction: Symptoms, Evaluation, And Treatment. Innovations in Clinical Practice. Vol. 17, 1-17.
Nurmandia, Heny, Denok Wigati, Dan Luluk Masluchah. (2013). Hubungan Antara Kemampuan Sosialisasi Dengan Kecanduan Jejaring Sosial. Jurnal Penelitian Psikologi. Vol. 04, 107-119.
Elfa, Fatina Fachraini. (2011). Membangun Sistem Pakar Untuk Melakukan Diagnosis Kecanduan Internet (Internet Addiction) Dengan Metode Forward Chaining. Program Studi Ekstensi S1 Ilmu Komputer. Vol. 01, 10-27.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar